Rabu, 28 April 2010

PRAHARA ATAS NAMA CINTA DAN KASIH SAYANG

PRAHARA
ATAS NAMA CINTA DAN KASIH SAYANG
Cinta adalah fitroh anak manusia. Mencintai dan dicintai adalah tabiat dasar dalam kehidupannya. Sebagai agama yang pripurna,Islam tidak mungkin melarangnya, sebagaimana juga tidak mungkin membiarkannya terumbar bebas tanpa kendali. Disinilah peran syari’at yang sangat penting. Islam mengatur bagaimana seseorang harus mencintai dan dicintai.
Cinta bisa menjadi sesuatu yang sangat agung, juga bisa menjadi sesuatu yang sangat hina. Alangkah agungnya cinta bila terikat dengan cinta pada Alloh dan Rosul-Nya.
Dengan cintanya pada Alloh, Bilal bin Robah mampu menahan pedihnya siksaan di tengah terik padang pasir. Dengan cinta pada surga, Handholah meninggalkan malam pertamanya untuk menyongsong kesyahidan dalam sebuah peperangan melawan kaum kafir. Cinta semacam inilah yang akan mengantarkan seseorang untuk mencapai kebahagiaan hakiki di surge-Nya yang kekal nan abadi.
Pada saat ada yang bertanya kepada Rosululloh tentang kapan terjadinya hari kiamat, maka beliau balik bertanya, “ Apa yang telah engkau persiapkan? “ Dia menjawab, “ Saya mempersiapkan cintaku pada Alloh dan Rosul-Nya.” Maka rosululloh menjawab dengan sebuah jawaban agung:”Engkau akan bersama dengan orang-orang ayng engkau cintai.”
Allohu Akbar, subhanalloh.
Namun, jika cinta dan saying berbaur syahwat dan nafsu setan, niscaya prahara dan kehancuran adalah akibatnya.Atas nama cinta seseorang berani melanggar syari’at Alloh dan Rosul-nya. Atas nama cinta, terkadang ada yang berani meninggalkan kewajiban. Pandangan haram, sentuhan haram bahkan zinah harus diterjang dengan mengatas namakan cinta.
Cinta inilah yang akhir-akhir ini banyak melanda dikalangan muda dan kaum tua. Bila dating hari valentine, seakan semuanya kompak untuk menyambutdan merayakannya. Tanpa mereka sadari bahwa dalam perayaan hari valentine itu terdapat banyak pelanggaran rambu-rambu syar’i. Pada perayaan hari tersebut terdapat pergaulan bebas tak mengenal istilah mahrom dan yang bukan mahrom, terdapat zina mata, telinga, tangan, kaki, dan terkadang sampai zina farji. Menghamburkan uang pada sesuatu yang tidak ada manfaatnya, menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang Alloh anugerahkan. Dan yang piling parah adalah paranan kagum pada orang kafir serta latah meniru dan tasyabbuh pada mereka.
Jika memang demikian, maka apakah merayakan hari tersebut bias dianggapsebagai ungkapan cinta dan kasih sayang? Ataukah sebenarnya adalah sebuah prahara dan bencana yang ner-atas namakan cinta? Semoga renungan semacam ini menyadarkan diri-diri yang lalai. Wabillahit taufiq.

Sumber : al-Mawaddah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar